Start Up Unicorn Indonesia 2020

10 November 2020

  • Share

Kawan PRIMA, bicara soal startup unicorn, kamu pasti sudah tau dong apa arti dari istilah itu? Ya, ramai dibicarakan istilah startup unicorn ini merupakan gelar yang diberikan kepada startup (perusahaan rintisan) yang memiliki valuasi >US$ 1 miliar. Hmm, gelar untuk pencapaian yang keren ya…. Bagaimana tidak, untuk mencapai nilai valuasi >US$ 1miliar bukanlah perkara mudah karena perusahaan rintisan perlu memperhatikan jumlah dan nominal transaksi, jumlah pengguna aplikasi/ pelanggan, teknologi produk, kualitas tim, hingga terus berinvoasi untuk bersaing dengan kompetitor.

 

Daripada itu, pencapaian gelar startup unicorn nyatanya bukan akhir dari perjuangan perusahaan rintisan, karena ternyata masih ada gelar decacorn, dan hectocorn dengan masing-masing pencapaian yang berbeda. Hmm, tapi, apa bedanya ya? Untuk menjawab pertanyaan tersebut berikut bedanya unicorn, decacorn, serta hectocorn.

 

Unicorn, Decacorn, dan Hectocorn

Bila dilihat dari segi valuasi, perjalanan startup setelah menyandang gelar unicorn adalah menjadi decacorn dan hectocorn. Kalau sebelumnya unicorn merupakan perusahaan dengan valuasi >US$1 miliar, maka decacorn adalah startup yang memiliki valuasi >US$10 miliar. Di atas decacorn, dikenal juga istilah hectocorn sebagai gelar istimewa bagi startup yang memiliki valuasi senilai US$100 miliar.

 

Riset terbaru dari CB Insight Per Oktober 2020, mencatatkan setidaknya terdapat >400 startup bergelar unicorn di dunia. Dari ratusan startup tersebut hanya 24 yang telah menyandang gelar decacorn termasuk Gojek, super app besutan anak bangsa.

 

Lalu, siapa saja daftar unicorn Indonesia di tahun 2020?

 

1. GoJek

Didirikan dengan prinsip menyelesaikan tantangan sehari-hari dengan teknologi, aplikasi Gojek merupakan startup pertama yang berasal dari Indonesia dengan gelar unicorn. Sejak pertama kali rilis, aplikasi ini dengan cepat meraih jumlah pengguna yang fantastis. Selain menyediakan transportasi yang murah dan cepat, aplikasi Gojek telah berevolusi dari hanya menawarkan tumpangan menjadi rangkaian lebih dari 20 layanan saat ini.

 

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Indonesia pada tahun 2018 menunjukkan bahwa Gojek memberikan dampak ekonomi bagi Indonesia dengan kontribusi sekitar Rp 44,2 triliun (US$ 3 miliar) bagi perekonomian Indonesia pada akhir 2018. Selain itu, ekosistem Gojek mendukung pertumbuhan UMKM di Indonesia. Tercatat 93% mitra UMKM mengalami peningkatan volume transaksi dan 55% mitra mengalami peningkatan pendapatan.

 

2. Tokopedia

Pertama kali didirikan oleh William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison pada tahun 2009. Startup platform e-commerce asal Indonesia ini mendapat status unicorn di tahun 2017, dan di tahun yang sama Tokopedia juga mengumumkan perolehan pendanaan senilai total US$ 1,1 miliar. Pada tahun 2020, Tokopedia mengklaim telah menguasai 1,5% perekonomian Indonesia. Tercatat, tak kurang dari 7,2 Juta UKM telah bergabung dengan jumlah pengguna aktif bulanan mencapai 90 juta pengguna. Pertumbuhan penjual baru di Tokopedia juga tercatat meningkat 86,5% selama pandemi. Untuk dekade berikutnya, Tokopedia juga berkomitmen untuk fokus pada upaya mengembangkan ‘Super Ecosystem’ yang memungkinkan setiap orang dapat berkontribusi dan memberikan nilai tambah bagi satu sama lain serta tumbuh bersama. Hal ini diwujudkan dengan membangun jembatan terhadap banyak mitra, termasuk mitra logistik dan pembayaran, serta upaya membangun jaringan yang lebih kuat.

 

3. Traveloka

Daftar selanjutnya ada Traveloka yang didirikan pada tahun 2012. Berpusat pada bidang pemesanan hotel dan travel, perusahaan ini merupakan startup travel di Asia Tenggara yang menyandang gelar Unicorn. Gelar unicorn yang telah diraih Traveloka sejak Juli 2017 setelah pendanaan yang memperkuat posisi Traveloka sebagai pemimpin pasar industri travel di Indonesia. Setahun terakhir sebelumnya Traveloka juga secara total sudah mendapatkan dana US$500 Juta. Kini, Traveloka tidak hanya dikenal sebagai unicorn di vertikal online travel, bisnis Traveloka saat ini juga sudah merambah ke gaya hidup dan finansial.

 

4. Bukalapak

Didirikan pada tahun 2010, Bukalapak telah melayani lebih dari 6 Juta Pelapak, 5 Juta Mitra Bukalapak dan 90 Juta pengguna aktif. Pada tahun 2017, Bukalapak resmi menyandang gelar unicorn. Seri pendanaan F pada Oktober 2019 lalu mencatatkan valuasi Bukalapak sebesar US$2,5 miliar. Melalui platform online dan offline-nya, Bukalapak memberikan kesempatan dan pilihan kepada semua orang untuk meraih hidup yang lebih baik. Lebih dalam, perusahaan teknologi Indonesia ini memiliki misi menciptakan perekonomian yang adil untuk semua.

 

5. OVO

Selanjutnya ada OVO yang menjadi unicorn Indonesia kelima dengan valuasi yang tak tanggung-tanggung, sebesar US$2,9 Miliar atau lebih tinggi dari Bukalapak dan Traveloka. Aplikasi pembayaran serba bisa ini, kini tengah menjadi fintech terbesar di Indonesia setelah sebelumnya pada tahun 2018 mengklaim telah menjalankan lebih dari 1 miliar transaksi.

 

6. JD.ID

Pertama kali beroperasi di Indonesia pada November 2015, JD.ID kini telah memiliki 12 kategori pilihan produk mulai dari kategori pilihan Ibu dan anak, smartphones, perangkat elektronik, hingga luxury. Bisnis JD.ID berkembang dengan pesat di Indonesia dilihat dari jumlah produk yang ditawarkan mengalami pertumbuhan cepat dari >10.000 SKU pada tahun 2015 menjadi ±100.000 SKU pada akhir tahun 2016. Selain sebagai penyedia platform e-commerce, JD.ID juga menyediakan jasa pengiriman yang menjangkau 365 kota di seluruh Indonesia dengan ribuan armada yang siap mengantarkan langsung kepada para pelanggan JD.ID. Mereka meraih pendanaan sebesar US$1 miliar setelah mengikuti joint ventures dengan beberapa perusahaan berpendanaan besar. Ini menjadikan JD.ID sebagai e-commerce ketiga di Indonesia yang menyandang status unicorn.

 

Nah Kawan PRIMA, Itulah beberapa informasi seputar startup unicorn Indonesia tahun 2020. Semoga informasi ini bermanfaat ya!

 

 

Artikel terkait:

Unicorn Startup : Karya Kebanggaan Anak Bangsa

Potensi Ekonomi Digital Di Indonesia

Merdeka Finansial: Indonesia Dan Middle Income Trap

Mengenal Fintech (Financial Technology)

 

 

Referensi:

merdeka.com

dailysocial.id

lifepal.co.id

cbinsight.com

gojek.com

tokopedia.com

traveloka.com

ovo.id

bukalapak.com

jd.id

berita lainnya

Di bulan Februari ini kita juga perlu aware terhadap kesehatan jantung yang menjadi organ vital kita.... Selengkapnya >
Di 2024 ini ada wacana dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk mengubah Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan tenor jangka waktu hingga 35 tahun.... Selengkapnya >
Data dari Bareskrim Polri sepanjang Januari-Februari 2023 mengatakan bahwa ada lebih dari 6000 kasus pelaporan penipuan bermodus love scam yang terjadi di Indonesia.... Selengkapnya >