Pahlawan Ekonomi Indonesia

27 November 2020

  • Share

Bicara soal dunia ekonomi, ada banyak hal yang bisa dibahas. Mulai dari topik pembahasan sederhana soal berbagai tips yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, hingga topik pembahasaan serius seperti perkembangan ekonomi di Indonesia. Nah, masih dalam semangat hari pahlawan, Jaringan PRIMA akan mengajak Kawan PRIMA untuk mengenal pahlawan ekonomi Indonesia dari waktu ke waktu. Hmm, tapi sebelumnya apa sih maksud dari pahlawan ekonomi itu?

 

Pahlawan Ekonomi

Ya, dikatakan sebagai pahlawan ekonomi karena tokoh tersebut telah berperan dalam lika liku perekonomian Indonesia. Misalnya melalui kontribusi nyata mereka dalam merumuskan, dan menerapkan konsep yang mampu memperbaiki kondisi ekonomi hingga membantu Indonesia keluar dari jurang krisis. Sepanjang perjalanan bangsa ini, setidaknya tercatat 2 nama pahlawan ekonomi yang berhasil menjaga kestabilan ekonomi Indonesia saat diterpa krisis. Kira-kira siapa saja ya ? Tanpa berlama-lama berikut sosok pahlawan ekonomi Indonesia:

 

1. Mohammad Hatta

Tokoh yang akrab disapa Bung Hatta ini lahir di Bukittinggi, 12 Agustus 1902. Selain menjadi Wakil Presiden Indonesia pertama, Bung Hatta sempat menjabat sebagai Perdana Menteri, juga Menteri Pertahanan pada tahun 1948-1950. Dianggap sebagai pahlawan ekonomi, beliau mengusung konsep gotong royong sebagai solusi untuk mengatasi ketimpangan ekonomi yang tengah terjadi di Indonesia pada 1951. Di mana konsep tersebut dinilai menguntungkan banyak orang. Mulai dari sini, Bung Hatta juga mendirikan gerakan ekonomi kerakyatan yang dinamakan koperasi. Di dalamnya terdapat pemerataan kerja dan pembagian hasil, sehingga tidak ada lagi ketimpangan ekonomi yang terjadi. Dari gerakan itu juga, Bung Hatta akhirnya mendapat julukan Bapak Koperasi Indonesia. Pendirian koperasi ini tentu tidak semata memudahkan dan menyejahterakan anggotanya. Namun, juga seluruh masyarakat turut merasakan kesejahteraan.

 

2. Frans Seda

Lahir di Maumere, 4 Oktober 1926, Frans Seda menjalani pendidikan di Katolieke Economische Hogeschool, Belanda dan berhasil meraih gelar Doktor pada tahun 1956. Beliau sempat menjabat menjadi Menteri Keuangan selama tiga tahun pada periode 1966-1968. Meski menjabat dengan waktu yang singkat, Frans Seda nyatanya tercatat menjadi salah satu pahlawan ekonomi Indonesia yang berhasil menekan laju inflasi ekstrem saat krisis moneter pada tahun 1966. Saat itu, nilai tukar Rupiah terhadap US$ jatuh dari Rp 5.100,- menjadi Rp 50.000,-. Harga berbagai barang kebutuhan pokok juga naik sampai 500% dalam setahun karena kenaikan inflasi yang ekstrem. Jumlah pendapatan pemerintah bahkan berada pada posisi 1:3 dengan pengeluaran. Saat Frans Seda menjabat inilah, beliau berhasil menurunkan laju inflasi dari 650% menjadi 112%. Perekonomian Indonesia pun terselamatkan berkat kerja keras beliau dengan menerapkan beberapa strategi ekonomi khusus. Salah satu strateginya yaitu menerapkan sistem anggaran penerimaan dan belanja yang seimbang, serta memberikan insentif kepada para eksportir.

 

Hmmm, rangkaian prestasi yang membanggakan sekali bukan? Ya, sebenarnya kamu pun bisa lho menjadi pahlawan ekonomi di tengah pandemi ini. Tapi gimana caranya ya?

 

1. Tidak melakukan rush money

Meski situasi dan kondisi ekonomi saat pandemi penuh dengan ketidakpastian, namun ada baiknya kita tidak melakukan rush money atau menarik uang tunai dalam jumlah yang besar. Mengapa demikian? Ya, perlu diketahui bahwa dampak dari rush money bagi ekonomi adalah terganggunya likuiditas perbankan dan tidak menutup kemungkinan hal ini bisa memicu terjadinya resesi lho !

 

Di sisi lain, menurut Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), kondisi ekonomi Indonesia hingga saat ini memang masih terkendali, namun tim KSSK tetap mewaspadai dan mengantisipasi terjadinya segala kemungkinan. Oleh karena itu, masa pandemi saat ini justru lebih aman dan higenis bila bertransaksi dengan pembayaran digital (cashless). Tariklah uang tunai dari rekening secukupnya sesuai kebutuhan!

 

2. Hindari Panic Buying dan Panic Selling

Pada awal COVID-19 masuk ke Indonesia, sempat terjadi panic buying di mana masyarakat membeli dengan memborong bahan-bahan makanan dalam jumlah banyak. Aksi panic buying dapat memperburuk kondisi ekonomi nasional. Salah satu dampak langsung yang dirasakan adalah kelangkaan barang dan kenaikan harga barang karena tingginya permintaan. Tidak hanya berdampak kepada ekonomi nasional saja, namun juga berdampak terhadap ekonomi keluarga atau rumah tangga. Kenapa begitu? Ya, karena alokasi penggunaan uang sepenuhnya ditujukan untuk membeli bahan makanan, padahal suatu keluarga/rumah tangga perlu berhemat dan memperbesar anggaran dana darurat di tengah situasi pandemi.

 

Selain panic buying, panic selling juga banyak terjadi karena munculnya perasaan bahwa uang yang dimiliki tidak cukup untuk memborong bahan makanan. Karena itu sebagian orang mulai menjual aset-aset yang dimiliki demi membeli bahan makanan dalam jumlah yang sangat banyak. Padahal pemerintah sudah sangat jelas mengatakan bahwa stok makanan nasional sangat cukup dan tidak ada pembatasan produksi dan distribusi bagi industri yang bergerak di bidang pangan.

 

Wajar kok jika kamu merasa panik dengan kondisi pandemi saat ini. Namun ingatlah selalu untuk bersikap tenang dan berpikir secara rasional sebelum mengambil keputusan agar tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain ya…

 

3. Konsisten menabung dan berinvestasi

Bila sebelumnya kamu sudah memiliki tabungan dan aset investasi, bukan berarti pandemi menjadi penghalang untuk tetap menabung. Justru dalam kondisi ketidakpastian ini sebaiknya tetap konsisten untuk menabung karena sangat bermanfaat dalam meningkatkan anggaran dana darurat kita. Sttt, tapi ini dengan catatan bahwa baik dilakukan saat kamu masih memiliki pemasukan ya…

 

 

Nah Kawan PRIMA, itu tadi merupakan rangkaian informasi soal pahlawan ekonomi Indonesia. Mulai dari apa itu yang dimaksud pahlawan ekonomi, siapa saja pahlawan ekonomi Indonesia versi Jaringan PRIMA, hingga bagaimana agar kita dapat menjadi pahlawan ekonomi di tengah pandemi ini. Semoga informasi ini bermanfaat dan membantu ya! Untuk informasi soal tips jaga keuangan tetap aman hadapi resesi, klik disini

 

Artikel Terkait:

Merdeka Finansial: Indonesia Dan Middle Income Trap

Tips Jaga Keuangan Tetap Aman Hadapi Resesi

Utang Konsumtif Vs Utang Produktif

 

 

Referensi:

snki.go.id

kemenkeu.go.id

tirto.id

viva.co.id

koinworks.com

lifepal.co.id

berita lainnya

Di bulan Februari ini kita juga perlu aware terhadap kesehatan jantung yang menjadi organ vital kita.... Selengkapnya >
Di 2024 ini ada wacana dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk mengubah Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan tenor jangka waktu hingga 35 tahun.... Selengkapnya >
Data dari Bareskrim Polri sepanjang Januari-Februari 2023 mengatakan bahwa ada lebih dari 6000 kasus pelaporan penipuan bermodus love scam yang terjadi di Indonesia.... Selengkapnya >