Utang Konsumtif VS Utang Produktif

23 November 2020

  • Share

Kawan PRIMA, apakah kamu merasa penghasilan bulananmu selalu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan? Ya, kebutuhan hidup yang makin hari kian tinggi, bertambahnya jumlah tanggungan, hingga kondisi pandemi membuat kondisi makin sulit. Untuk itu mencari pekerjaan tambahan, menjual barang collectable items, jadi alternatif yang dapat dilakukan. Namun daripada itu, tak sedikit yang lantas berutang agar dapat memenuhi kebutuhan. Hmm, tapi apakah keputusan mengambil utang di tengah pandemi ini sudah tepat? Untuk membahasnya, berikut penjelasan kapan kita perlu berutang:

 

 Kapan Perlu Berutang?

 

  • Ada pengeluaran mendesak dan tidak terduga, tapi tidak memiliki dana darurat

Pada beberapa kondisi, utang bukan dilakukan hanya untuk memenuhi keinginan, tetapi memang terdapat hal yang didasari oleh kebutuhan mendesak. Misalnya, ketika sakit melanda sementara dana darurat tak cukup untuk berobat, atau terjadi musibah yang membuat harta hilang, dsb. Ketika hal seperti itu terjadi, utang diperlukan untuk ‘survive ’ atau bertahan hidup.

 

  • Saat membeli keperluan yang nilainya besar

Untuk situasi ini, kamu yang baru aja membeli barang dengan nilai tinggi, pasti bisa relate, hehehe… Ya, menjaga arus kas pribadi merupakan sebuah tantangan terbesar ketika kamu baru saja membeli barang dengan cash. Apalagi jika barang yang dibeli memang benar-benar dibutuhkan untuk kepentingan produktif. Oleh karenanya, kebutuhan produktif seperti laptop untuk menunjang pekerjaan membuat utang menjadi salah satu pilihan yang masuk akal agar arus kas pribadi tidak berantakan.

 

Kenapa tidak menggunakan dana darurat? Secara sederhana, alasannya tentu agar dana darurat tetap ada saat situasi yang tak terduga, dan tidak serta habis karena kebutuhan produktif.

 

Nah, setelah paham kapan harus berutang, sebenarnya ada lagi nih yang wajib Kawan PRIMA ketahui soal utang pribadi, yaitu tujuan penggunaannya. Seperti pada judul artikel ini, ada yang namanya utang produktif, dan juga utang konsumtif. Penasaran kan apa bedanya dari 2 jenis utang pribadi ini? Tanpa berlama-lama berikut penjelasan soal utang produktif dan utang konsumtif:

 

Utang Produktif

Jenis utang ini bisa dikatakan juga sebagai utang baik, karena tujuan dari utang produktif adalah untuk membantu menghasilkan pendapatan atau meningkatkan kekayaan bersih. Tapi, emangnya bisa? Ya, disimulasikan seperti utang untuk modal usaha atau berbisnis yang jelas dilakukan untuk upaya meningkatkan pendapatan kamu. Tentu uang modal tersebut akan diputarkan untuk memenuhi segala kebutuhan demi kemajuan dan perkembangan bisnismu kelak. Selain itu, bentuk utang produktif lainnya adalah membeli aset berkembang seperti  rumah. Nilai rumah dan tanah akan terus meningkat dari tahun ke tahun sehingga akan meningkatkan nilai kekayaan di masa depan.

 

Utang Konsumtif

Berbeda dengan utang produktif, utang konsumtif adalah pinjaman yang dilakukan untuk membeli barang yang nilainya terus menurun di masa depan dan tidak menghasilkan pemasukan. Contohnya seperti berutang demi membeli pakaian, topi demi memenuhi gaya hidup agar tidak tertinggal dari orang lain. Selain itu, membeli mobil pribadi juga ternyata termasuk utang konsumtif bila kamu membeli mobil hanya karena gengsi aja dengan harga yang di luar batas kemampuanmu. Intinya, utang konsumtif merupakan pinjaman yang dilakukan tidak untuk memenuhi kebutuhan pokok, atau justru hanya untuk gengsi semata.

 

 

Terus, sebelum berutang hal apa lagi ya yang perlu diperhatikan?

 

1. Alasan kenapa kita membutuhkan uang tersebut

Pertimbangan pertama, tentu adalah alasan kenapa kamu perlu mengambil pinjaman. Ini perlu kamu jawab dan pertimbangkan dengan matang, agar utang tidak menimbulkan penyesalan di akhir. Hal ini penting karena ini akan menjadi keputusan finansial yang akan sangat membantu atau justru malah bisa memperburuk kondisi keuanganmu.

 

2. Kemampuan bayar utang

Selanjutnya, jika kamu sudah menentukan dan mengetahui alasan mengapa mengambil pinjaman, maka kamu perlu memikirkan berapa banyak dana yang bisa kamu bayarkan atas utang tersebut. Jangan pernah mengambil sebuah pinjaman yang bahkan kamu sendiri tidak mampu membayarnya cicilannya kembali. Dalam mengambil pinjaman, ada baiknya kamu untuk tidak berhutang ≥ 30% dari penghasilan bulanan.

 

3. Bunga pinjaman yang ditawarkan

Setelah itu, besarnya bunga pinjaman menjadi pertimbangan lainnya yang harus kamu lakukan sebelum mengambil pinjaman. Jika kamu mengambil pinjaman kredit melalui perbankan atau lembaga keuangan, maka pembayaran beban bunga harus menjadi pertimbangan saat akan mengambil kredit. Biasanya beban bunga untuk kredit rumah lebih rendah dari pinjaman pribadi yang kamu ambil tanpa adanya agunan apapun. Hal tersebut dapat terjadi karena saat mengambil kredit rumah, kamu memiliki agunan berupa rumah itu sendiri. Jadi, saat terjadi kredit macet mau tak mau kamu harus bersedia melepaskan rumah tersebut dan hal ini tentu menjadi masalah yang sangat berat. Sebagai solusi, hal tersebut tidak akan terjadi pada pinjaman pribadi seperti KTA yang biasanya tidak memiliki syarat agunan dalam pengajuan kreditnya. Intinya, saat mengambil program pinjaman, kita harus cermat memperhatikan setiap kewajiban bayar, maupun benefit kredit yang didapatkan.

 

4. Pertimbangkan beberapa alternatif tempat meminjam

Terakir, di zaman yang serba digital seperti saat ini ada banyak sekali platform yang menyediakan solusi untuk mendapatkan pinjaman. Jika kamu membutuhkan pinjaman dengan proses yang mudah dan cepat, kini ada platform peer to peer lending maupun pinjaman online dengan bunga bervariasi. Selain itu, kamu juga bisa mengajukan pinjaman untuk modal usaha melalui bank maupun kerabat atau orang terdekat. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Ada baiknya disesuaikan kembali dengan kebutuhan dan tujuan berutang. 

 

Itu tadi merupakan rangkaian informasi seputar utang, mulai dari kapan kita perlu berutang, jenis utang berdasarkan tujuan pemakaiannya, serta hal yang perlu diperhatikan sebelum berutang. Intinya, berutang itu wajar asalkan kamu memilih utang produktif dan menjaga agar keuangan tetap sehat meski ada cicilan yang harus dibayarkan. Kembali lagi, pilihan ada di kamu ya, Kawan PRIMA! 

 

 

 

Artikel Terkait:

Merdeka Finansial Dari Warisan Utang

Tips Jaga Keuangan Tetap Aman Hadapi Resesi

Pentingnya Credit Score Bagi Kelancaran Finansial

3 Cara Detoks Keuangan Untuk Kesehatan Finansial

 

 

Referensi:

koinworks.com

smart-money.co

kumparan.com

berita lainnya

Rupiah Digital merupakan uang Rupiah berbasis digital yang hanya diterbitkan oleh BI selaku bank sentral Indonesia. ... Selengkapnya >
Membuat resolusi adalah hal yang biasa dilakukan oleh kita semua saat memasuki awal tahun. Diharapkan resolusi tersebut bisa menjadi pemicu agar kita mampu menjalani tahun ini dengan lebih semangat. ... Selengkapnya >
Untuk kamu yang baru memulai menyusun rencana liburan di tahun ini perlu banget memperhatikan tanggal-tanggal cantik yang dapat memaksimalkan cutimu di tahun ini.... Selengkapnya >