10 July 2024
Kawan PRIMA, belakangan tahun terakhir Istilah “Self Reward” menjadi trend, khususnya di social media. Hal ini dilandasi dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya self love dan kesehatan mental. Self love sendiri menurut Brain and Behavior Research Foundation adalah suatu apresiasi terhadap diri sendiri yang datang dari support fisik, psikologis, dan spiritual.
Dengan adanya self love ini, Kita jadi sadar bahwa tidak selamanya seseorang bisa kerja terus tanpa merasa burnout (kelelahan). Dengan memanfaatkan resource yang ada, yakni gaji yang telah kita terima, maka dorongan untuk menyenangkan diri sendiri menjadi hal yang perlu untuk dijalankan.
Namun Kawan PRIMA harus hati-hati dalam melakukan self reward. Self reward boleh dilakukan secara periodik agar menjadi dorongan selama bekerja. Namun kalau dilakukan setiap hari maka Kawan PRIMA bisa terjebak dalam situasi yang dinamakan Latte Factor (baca: Waspada Latte Factor, Pemborosan tidak Terlihat).
Asal Dari Istilah Self Reward
Lalu, kapan kita tahu bahwa kita butuh self reward? Sebelum ke arah sana, Kawan PRIMA sebaiknya paham dulu bagaimana awalnya istilah ini bisa muncul. Faktanya, reward system bukan cuma trend di media sosial saja melainkan sesuatu yang memang secara naluri sudah ada di dalam otak kita. Otak memiliki bagian yang mengatur keinginan (desire) dan craving (ngidam). Bagian otak ini akan menjadi aktif dan merilis dopamine yang berkaitan dengan rewards dan kepuasan, seperti makan enak atau membeli sesuatu yang kita mau.
Kawan PRIMA perlu berhati-hati, terlalu banyak self reward bisa membuat kita jadi ketagihan dan ujung-ujungnya mengalami Instant Gratification. Untuk penjelasan tentang Instant Gratification, Kawan PRIMA bisa menonton PRIMA Insight episode 1 di sini ya (tonton: Generasi yang Sulit Punya Rumah)
Nah sedangkan kalau kita jarang self reward, kita bisa burnout. Dilansir dari Cigna, 97% responden Gen-Z merasa kewalahan dan burnout di kantor. Burnout ini bisa membuat kita jadi gampang capek, susah tidur, dan berakibat menurunkan performa di pekerjaan. Namun untuk bisa menikmati self reward tanpa beban Kawan PRIMA juga harus membedakan antara self reward dan hedon. Kalau demi memuaskan “ngidam” pribadi sampai menguras tabungan atau mengganggu keuangan, nah itu yang harus diwaspadai ya.
Sekarang, gimana caranya memaksimalkan pengeluaran untuk self reward?
Pertama, kurangi FOMO, jangan kebanyakan liat sosial media dan membandingkan diri dengan orang lain, karena belum tentu yang kamu lihat di social media itu asli.
Kedua, tentukan target self reward kamu. Misal beli HP baru untuk bantu tingkatkan kualitas konten, atau jalan-jalan ke luar negeri untuk healing karena berhasil achieved target di kuartal ini. Bikin budgeting dan itinerary supaya pengeluaran tidak membengkak.
Contohnya, kalau Kawan PRIMA berencana untuk liburan ke Singapura, daripada bawa banyak uang cash, supaya gak keteteran hitung kembalian kamu bisa belanja pakai mobile banking karena sudah otomatis terekam di mutasi rekening. Udah ada beberapa mobile banking yang bisa dipakai di luar negeri kok, salah satunya adalah BRImo.
Kenapa BRImo? Karena selain app-nya user friendly, fitur pembayaran lengkap dan security transaksi aman, kamu juga bisa pakai fitur QRIS BRImo untuk scan QR code SGQR dan NETS QR di merchant Singapura. Gak perlu tukar uang lagi karena setiap transaksi di BRImo, uang kamu akan otomatis terkonversi ke SGD. Praktis banget bukan?! Cukup 1 superapp BRImo bisa nemenin kamu healing di mana aja!
Untuk mengetahui detail lengkap mengenai self reward dan superapp BRIMo Kawan PRIMA bisa menonton video PRIMA Insight di link berikut ini. Jangan lupa, di akhir video ada kuis menarik yang bisa kamu ikuti loh, jangan sampai terlewat ya!