Kebiasaan Toxic yang Memperbanyak Musuh

14 September 2022

  • Share

Kawan PRIMA, apakah kamu pernah mendengar kalimat bijak “seribu teman terlalu sedikit, satu musuh terlalu banyak”? Kalimat ini sangat relate buat kamu yang cinta damai. Apalagi menurut penelitian, memiliki banyak teman ternyata memberikan beragam manfaat, diantaranya meningkatkan kekebalan tubuh, menjaga pikiran tetap tajam, meningkatkan rasa percaya diri serta meningkatkan kualitas hidup seseorang.

Namun kerap kali niat baik kita untuk menjaga tali pertemanan tetap harmonis, tidak selalu berbuah manis. Hal ini bisa saja dipengaruhi oleh beberapa hal. Sebelum menyalahkan orang lain, ada baiknya kita melakukan introspeksi diri terlebih dahulu. Jangan-jangan ada kebiasaan dalam diri kita yang tanpa disadari merugikan orang lain dan justru berpotensi merusak hubungan. Berikut ini adalah kebiasaan-kebiasaan toxic yang bisa memperbanyak musuh.

 

1. Ikut Campur Urusan Orang lain

Salah satu kebiasaan toxic yang bisa menambah daftar musuh adalah mencampuri urusan orang lain. Terkadang rasa keingintahuan yang tinggi atas permasalahan orang lain, justru bisa menjadi back fire terhadap hubungan pertemanan kamu. Terlebih masalah yang dihadapi menyangkut hal privasi. Menahan diri adalah solusi terbaik yang bisa dilakukan, sekalipun kamu punya niat baik untuk menolong. Berilah bantuan jika orang yang bersangkutan meminta. Pertanyaan-pertanyaan sepele seperti “kapan menikah?, kapan punya anak?, sudah bekerja lama kok tidak naik jabatan?” merupakan bentuk kecil mencampuri privasi orang lain.

2. Suka Minta Tolong, Tapi Tidak Mau Menolong

Salah satu prinsip pertemanan adalah saling tolong menolong. Lalu apa jadinya jika salah satu pihak tidak mau menolong saat dibutuhkan? Pastinya kecewa kan? terlebih jika orang tersebut sering meminta bantuan kepada kamu. Perilaku demikian dapat memicu permusuhan.

3. Sering Merasa Overproud

Berbangga diri boleh-boleh saja asalkan jangan sampai berlebihan. Mendapat prestasi sedikit, langsung pamer dan merasa paling unggul di sosial media. Berhasil mengerjakan satu project langsung membusungkan dada di hadapan rekan kerja. Padahal sebenarnya pencapaian kamu tidak selamanya memotivasi, tapi bisa jadi justru membuat orang lain tidak suka. Untuk itu, berbanggalah secukupnya dan jangan sungkan memuji orang lain yang juga telah berkontribusi terhadap pencapaianmu.

4. Selalu Mencari Kambing Hitam

Mereka yang selalu mencari kambing hitam akan menghindar dan mencari alasan atas masalah yang dihadapi. Mereka tidak mau disalahkan dan selalu berusaha mencari pembenaran atas kesalahan yang mereka lakukan. Alhasil mereka tidak pernah benar-benar menyelesaikan masalah dengan baik. Orang yang memiliki perilaku seperti ini biasanya dimusuhi karena dianggap sebagai orang yang cari aman.

5. Body Shaming

Tidak ada orang yang senang jika kondisi fisiknya menjadi bahan sindiran atau guyonan orang lain. Sebagian orang mungkin merasa perilaku body shaming sebagai candaan sepele yang tidak perlu diambil hati. Namun perlu dipahami, dampak body shaming bisa mempengaruhi kondisi mental korban. Si korban bisa merasa minder dan menarik diri dari keramaian. Beberapa contoh perkataan yang termasuk body shaming diantaranya, “itu perut atau karung beras?, kamu kurus banget seperti triplek, jerawat kamu kok makin banyak sih?”

 

Referensi:

 

Bisnis.com

Idntimes.com

Viva.co.id

Liputan6.com

berita lainnya

Di bulan Februari ini kita juga perlu aware terhadap kesehatan jantung yang menjadi organ vital kita.... Selengkapnya >
Di 2024 ini ada wacana dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk mengubah Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan tenor jangka waktu hingga 35 tahun.... Selengkapnya >
Data dari Bareskrim Polri sepanjang Januari-Februari 2023 mengatakan bahwa ada lebih dari 6000 kasus pelaporan penipuan bermodus love scam yang terjadi di Indonesia.... Selengkapnya >