3 Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Transaksi Menggunakan Uang Elektronik

26 March 2020

  • Share

Sejak Bank Indonesia (BI) mencanangkan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) pada 14 Agustus 2014, pertumbuhan jumlah transaksi nontunai di Indonesia menunjukkan angka positif. Berdasarkan data dari BI, pertumbuhan transaksi nontunai tahun 2019 mencapai 188,31% (yoy). Bahkan di tengah penurunan transaksi nontunai di bulan Januari 2020 pada transaksi ATM, Kartu Debit dan Kartu Kredit, transaksi nontunai uang elektronik tetap mencatatkan pertumbuhan, yakni 172,85% (yoy). Hal ini sejalan dengan terus menguatnya tren penggunaan uang elektronik dan pembayaran digital oleh masyarakat.

Saat ini uang elektronik yang beredar di Indonesia dilihat dari media penyimpanannya dibagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu, uang elektronik card based (chip) dan server based. Beberapa contoh uang elektronik card based antara lain, Flazz (Bank BCA), E-money (Bank Mandiri), Tap cash (Bank BNI), Brizzi (Bank BRI), dsb. Sedangkan uang elektronik server based di Indonesia ada OVO, GoPay, LinkAja, Sakuku dari Bank BCA, dsb. Penyedia uang elektronik server based juga mempermudah proses transaksi dengan menambahkan fitur pembayaran QR Code. Metode pembayaran QR Code ini pada akhirnya dapat diimplementasikan menggunakan standar nasional pembayaran QR Code dari Bank Indonesia, QRIS (QR Code Indonesian Standard), sehingga transaksi lebih mudah, cepat dan terjamin keamanannya.

Kawan PRIMA, sebagai konsumen yang cerdas kita perlu memperhatikan berbagai aspek dalam bertransaksi menggunakan uang elektronik. Berikut 3 (tiga) hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan transaksi uang elektronik:

1. Keamanan

Keamanan menjadi hal yang utama dalam bertransaksi, termasuk pembayaran menggunakan uang elektronik. Untuk penggunaan uang elektronik card based, hindari pemindahtanganan kartu. Perlu diingat, transaksi menggunakan uang elektronik card based, tidak menggunakan PIN (Personal Identification Number). Oleh karena itu sebisa mungkin hindari pemindahtanganan kartu saat bertransaksi untuk mengantisipasi penukaran kartu uang elektronik. Kawan PRIMA juga bisa meminta struk bukti pembayaran untuk menghindari pembebanan biaya dua kali (double deduct). Simpanlah kartu uang elektronikmu dengan baik, karena jika kartu hilang/rusak, berarti anda kehilangan uang sejumlah saldo yang tersimpan dalamnya. Kartu yang hilang juga tidak bisa diurus ataupun diblokir ya.

Sedangkan uang elektronik server based juga mempunyai tantangan keamanannya tersendiri, yaitu cyber crime (kejahatan siber). Untuk menggunakan uang elektronik server based membutuhkan identitas individu pengguna atau kartu pengenal. Pengumpulan data identitas pribadi ini membuka celah kemungkinan terjadinya pencurian atau penyalahgunaan data pribadi, bahkan saldo uang elektronik di dalamnya. Pada perkembangannya penyedia uang elektronik server based saat ini mengembangkan PIN (Personal Identification Number) ataupun OTP (One Time Password) untuk bertransaksi. PIN maupun OTP juga sekaligus dapat melindungi data akun penggunanya, agar tidak mudah diretas. Ingat ya, PIN ataupun OTP bersifat personal dan jangan beritahukan kepada siapapun. Pastikan smartphone anda bebas juga virus ya Kawan PRIMA.

2. Infrastruktur dan Teknologi

Semua transaksi pembayaran uang elektronik tergantung dengan infrastruktur dan teknologi. Hal ini menyebabkan transaksi menggunakan uang elektronik mempunyai risiko gangguan teknologi seperti server error (down) ataupun mati listrik. Kemungkinan terburuk yang harus diwaspadai adalah batalnya transaksi, tetapi uang atau saldo anda sudah terpotong oleh server. Jika hal ini terjadi, Kawan PRIMA bisa menghubungi merchant terkait (uang elektronik card based), atau pihak penerbit (uang elektronik server based). Selain itu, transaksi pembayaran uang elektronik juga membutuhkan jaringan koneksi internet yang memadai. Tanpa koneksi internet yang stabil, proses pembayaran-pun tidak bisa dilakukan. Tidak hanya itu, khusus untuk uang elektronik server based, konsumen harus mempunyai smartphone yang compatible untuk melakukan pembayaran digital. Termasuk kebutuhan kamera pada HP untuk pembayaran menggunakan uang elektronik dengan metode QR Code. Ingat ya, untuk scan kode QRIS, Kawan PRIMA perlu menggunakan fitur kamera pada HP.

3. Buat budget penggunaan uang elektronik

Dilihat dari pola pemakaiannya, uang elektronik card based biasanya lebih banyak dipakai untuk pembayaran transportasi (tol, KRL, MRT, BRT, LRT) dan parkir kendaraan. Penggunaan uang elektronik card based untuk kebutuhan transportasi biasanya lebih mudah diukur, sehingga tidak terlalu sulit membuat perkiraan budgetnya.

Beda hal dengan transaksi nontunai uang elektronik server based, yang biasanya cenderung membuat konsumen lebih konsumtif. Hal ini disebabkan karena, konsumen merasa tidak mengeluarkan uang sepeser pun saat transaksi (padahal uangnya sudah diubah dalam bentuk saldo), konsumen semakin mudah mendapatkan akses untuk berbelanja (makin banyak merchant yang menerima pembayaran uang elektronik server based), dan promo cashback. Promo diskon atau potongan harga (cashback) saat berbelanja menggunakan uang elektronik mendorong konsumen membeli berbagai macam produk dan jasa karena merasa pembelian atau belanjaan mereka menjadi lebih murah.

Perkembangan teknologi dalam bentuk uang elektronik memang tak bisa dibendung lagi. Kitalah sebagai manusia yang harus pandai-pandai menata dan mengatur diri. Membuat budget pengeluaran untuk uang elektronik menjadi penting. Selain berdisiplin anggaran, mengatur budget pengeluaran uang elektronik juga dapat menghindarkan kita dari kecenderungan untuk boros saat bertransaksi nontunai. Jika budget pengeluaran sudah dibuat, isilah saldo uang elektronikmu sesuai kebutuhannya.

Ingatlah selalu, keberadaan uang elektronik seharusnya membuat Anda merasa aman, nyaman dan mudah saat bertransaksi, bukan malah terbebani karena penggunaan yang tidak terkendali.

 

Artikel Terkait:

Cara Top Up Ovo Melalui Jaringan Prima

Kemudahan Isi Saldo Go-Pay Melalui Prima Payment Solution

Mengenal QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard)

Cegah Penyebaran Virus Corona, Dorong Transaksi Nontunai, Ayo Pake QRIS !

 

Referensi:

bi.go.id

sikapiuangmu.ojk.go.id

money.kompas.com

liputan6.com

aturduit.com

simulasikredit.com

 

 

berita lainnya

Di bulan Februari ini kita juga perlu aware terhadap kesehatan jantung yang menjadi organ vital kita.... Selengkapnya >
Di 2024 ini ada wacana dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk mengubah Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan tenor jangka waktu hingga 35 tahun.... Selengkapnya >
Data dari Bareskrim Polri sepanjang Januari-Februari 2023 mengatakan bahwa ada lebih dari 6000 kasus pelaporan penipuan bermodus love scam yang terjadi di Indonesia.... Selengkapnya >