28 November 2024
Kawan PRIMA, transformasi industri sistem pembayaran telah berubah begitu pesat dan signifikan dalam lima tahun terakhir dibandingkan dengan 5 dekade sebelumnya. Perubahan ini memerlukan adaptasi cepat dari para pelaku industri, terutama terkait dengan metode pembayaran yang semakin beragam, dari uang tunai, kartu pembayaran, hingga sistem pembayaran digital yang kini lebih banyak digunakan. Kira-kira itulah pembuka yang diutarakan oleh Mehdi Elhaoussine, SVP Digital Payment - IDEMIA Secure Transactions (Prancis) dalam acara PRIMA Executive Gathering 2024 di The Meru Sanur, Denpasar, Bali pada 24 Oktober kemarin.
Tren global menunjukkan peningkatan jumlah kartu pembayaran. Tren ini mencerminkan adanya kebutuhan kedaulatan teknologi dalam pembayaran domestik, yang juga didorong oleh ketidakstabilan geopolitik. Negara-negara seperti Qatar dan kawasan Timur Tengah serta Afrika mulai mengembangkan skema pembayaran domestik mereka untuk mengurangi ketergantungan pada layanan internasional dan menekan biaya transaksi, serta melindungi data pengguna.
Selain kartu pembayaran, metode dompet digital atau digital wallet juga semakin mendominasi pasar global. Di Tiongkok, misalnya, Alipay dan WeChat telah menjadi pilihan utama masyarakat dengan lebih dari satu miliar pengguna. Hal serupa juga terlihat pada ApplePay yang kini menawarkan berbagai layanan finansial, termasuk kartu cash peer-to-peer dan solusi 'pay later'. Di India, kemunculan UPI (Unified Payments Interface) mendorong aplikasi seperti Paytm dan PhonePe untuk mendominasi pasar pembayaran di negara tersebut. Pengguna dompet digital diproyeksikan mencapai lima miliar pada tahun 2026, didorong oleh preferensi konsumen akan metode pembayaran tanpa sentuhan dan pengalaman digital yang mudah dan cepat.
Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi pembayaran digital mengalami lonjakan signifikan, terutama di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Teknologi QR code dan NFC memberikan kemudahan bagi pengguna dengan memungkinkan pembayaran hanya dengan melakukan pemindaian atau ketukan, sehingga mendukung adopsi yang lebih luas di kalangan pengguna.
Selain itu, pandemi COVID-19 telah mendorong peningkatan penggunaan pembayaran tanpa kontak (contactless). Hampir 80% transaksi kini dilakukan secara contactless, terutama di negara-negara yang mengadopsi teknologi NFC pada perangkat ponsel. Fitur ini dapat diadopsi oleh para penyedia dompet digital di Indonesia untuk memperluas akses pembayaran digital. Selain “tap-to-phone”, berbagai fitur lain seperti "tap-to-verify" dan "tap-to-provision" menawarkan pengalaman yang lebih mudah, aman, dan dapat memverifikasi kepemilikan kartu secara langsung.
Selain aspek kemudahan, keamanan dalam transaksi pembayaran juga menjadi perhatian utama. Teknologi pembayaran saat ini mengadopsi standar keamanan yang tinggi, termasuk penggunaan biometrik dan teknologi FIDO (Fast Identity Online), untuk melindungi data pengguna dan mengurangi risiko penipuan. Penggunaan kecerdasan buatan (AI) juga diharapkan dapat membantu dalam menangkal ancaman seperti phishing dan identitas sintetis yang kian meningkat.