Bahaya Latte Factor: Buat Kamu yang Gak Ngopi, Gak Happy!

13 May 2025

  • Share

Kawan PRIMA, apakah kamu suka minum kopi untuk mendukung produktivitasmu? Namun, siapa sangka kebiasaan kecil seperti membeli kopi setiap pagi bisa berdampak besar pada keuanganmu? Fenomena ini dikenal dengan istilah Latte Factor–sebuah istilah yang pertama kali diperkenalkan oleh penulis keuangan pribadi asal Amerika Serikat, David Bach. Istilah ini merujuk pada pengeluaran kecil yang dilakukan secara rutin dan tampaknya sepele, namun jika dikumpulkan dalam jangka panjang, jumlahnya bisa sangat signifikan dan menggerogoti keuangan pribadi kita

Apa Itu Latte Factor dan Mengapa Berbahaya?

Latte Factor menggambarkan kebiasaan mengeluarkan uang untuk hal-hal kecil yang tidak terlalu penting, seperti membeli kopi, camilan, atau langganan layanan streaming. Meskipun pengeluaran ini terlihat kecil, jika dilakukan secara rutin, akumulasinya bisa mencapai jumlah yang besar. Misalnya, jika kamu menghabiskan Rp30.000 setiap hari untuk kopi, dalam sebulan pengeluaranmu mencapai Rp900.000, dan dalam setahun bisa mencapai Rp10.800.000 .

Penelitian juga menunjukkan bahwa Latte Factor dapat menghambat pertumbuhan tabungan dan investasi. Pengeluaran kecil yang tidak disadari ini sering kali mengalihkan dana yang seharusnya bisa digunakan untuk tujuan keuangan jangka panjang, seperti membeli rumah atau mempersiapkan dana pensiun .

Latte Factor di Era Digital

Di era digital, Latte Factor semakin sulit dikendalikan. Kemudahan transaksi non-tunai dan promosi yang menarik membuat kita lebih mudah tergoda untuk melakukan pembelian impulsif. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa masyarakat yang terbiasa dengan transaksi non-tunai cenderung lebih sering melakukan pembelian kecil yang tidak direncanakan, yang pada akhirnya meningkatkan Latte Factor .

Cara Menghindari Latte Factor

Untuk menghindari jebakan Latte Factor, berikut beberapa langkah yang bisa kamu lakukan:

  1. Identifikasi Pengeluaran Kecil: Catat semua pengeluaran harianmu, termasuk yang kecil sekalipun. Dengan begitu, kamu bisa melihat pola pengeluaran dan menentukan mana yang bisa dikurangi.

  2. Buat Anggaran Keuangan: Tentukan anggaran untuk setiap kategori pengeluaran dan patuhi batasan tersebut. Ini akan membantumu mengontrol pengeluaran dan menghindari pembelian yang tidak perlu.

  3. Tentukan Tujuan Keuangan yang Jelas: Memiliki tujuan keuangan yang spesifik akan membantumu fokus dan menghindari pengeluaran yang tidak perlu. Misalnya, jika kamu ingin membeli rumah dalam lima tahun ke depan, kamu akan lebih termotivasi untuk menabung dan mengurangi pengeluaran kecil yang tidak penting.

Nah Kawan PRIMA, Latte Factor mungkin terlihat sepele, namun dampaknya bisa signifikan terhadap keuangan pribadi. Dengan menyadari dan mengendalikan pengeluaran kecil yang tidak penting, kamu bisa meningkatkan kesehatan finansial dan mencapai tujuan keuanganmu. Manfaatkan teknologi dan produk finansial yang tersedia untuk membantu mengelola keuangan dengan lebih baik. Ingat, kebahagiaan sejati bukan hanya dari secangkir kopi, tetapi juga dari kestabilan keuangan yang kamu miliki.

Sumber:

Kompas.com

marketeers.com

berita lainnya

Mobilitas tinggi di era modern menuntut kecepatan, efisiensi, dan kenyamanan dalam setiap aspek kehidupan, terutama saat bepergian dengan transportasi umum. Melihat kebutuhan tersebut, kini hadir QRIS Tap, sebuah inovasi baru dalam sistem pembayaran digital yang memanfaatkan teknologi NFC (Near Field Communication) pada ponsel android untuk menghadirkan pengalaman transaksi yang lebih cepat dan praktis.... Selengkapnya >
Kawan PRIMA, sebelum QRIS hadir, pelaku UMKM kerap mengalami berbagai kendala dalam proses pembayaran. Sistem konvensional yang bergantung pada uang tunai membuat mereka harus selalu menyiapkan uang kembalian dalam jumlah cukup. Ketika uang kecil habis, transaksi jadi terhambat bahkan bisa kehilangan pelanggan yang buru-buru atau tidak membawa uang pas.... Selengkapnya >
Kawan PRIMA, tren pembayaran digital di Indonesia menunjukkan pertumbuhan luar biasa dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu inovasi unggulan yang mendukung digitalisasi sistem pembayaran adalah QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Kini, QRIS telah menjadi pilihan utama masyarakat dalam bertransaksi, baik di toko, pasar, hingga layanan publik. Di balik kelancaran transaksi melalui QRIS ini, ada peran vital dari Jaringan PRIMA sebagai lembaga switching nasional yang tergabung dalam Gerbang Pembayaran Nasional (GPN). Peran ini telah diatur secara resmi dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 19/8/PBI/2017 tentang Gerbang Pembayaran Nasional (National Payment Gateway).... Selengkapnya >