Mengenal Quiet Quitting di Dunia Kerja

3 November 2022

  • Share

Kawan PRIMA, istilah baru dalam dunia kerja terus bermunculan. Mulai dari istilah side hustle, mental block hingga quiet firing. Yang terbaru, muncul istilah quiet quitting. Istilah tersebut pertama kali diperkenalkan oleh seorang pengguna Tiktok dengan user name @zaidleppelin. Melalui sebuah unggahan video, ia mengatakan dirinya baru saja menemukan terminologi baru yang disebut quiet quitting. Istilah tersebut diartikannya sebagai bentuk kebiasaan untuk bekerja seperlunya, menolak lembur dan tidak berambisi mengejar karier.

Fenomena ini mulai terjadi, karena banyak pekerja merasakan ketidaksesuaian antara kewajiban dan hak yang diterimanya dari tempat kerja. Quiet quitting banyak dilakukan oleh generasi milenial dan Gen Z. Bos yang galak dan banyak permintaan, sering diminta bekerja overtime, hingga gaji yang dicicil, menjadi beberapa alasan mengapa mereka melakukan quiet quitting. Jadi jika sebelumnya karyawan yang tidak betah akan mengajukan surat resign dan mencari pekerjaan baru, kali ini trennya menjadi berbeda. Mereka lebih memilih untuk bekerja seperlunya.

Perlu digarisbawahi bahwa quiet quitting bukan berarti tidak bertanggungjawab dalam bekerja. Mereka yang melakukan quiet quitting tetap menjalankan tugasnya, hanya saja sesuai porsi dan jobdesk masing-masing. Hal ini bertujuan mencapai work life balance dan menjaga kesehatan mental.

 

Tanda-Tanda Quiet Quitting

 

1. Menolak Bekerja Lembur

Menolak lembur merupakan tanda pertama seseorang melakukan quiet quitting. Mereka akan mengutamakan prinsip ”tenggo” alias pulang tepat waktu. Mereka akan menolak membicarakan masalah pekerjaaan di luar jam kerja.

 

2. Tidak Ingin Terlibat Urusan Kantor

Pelaku quiet quitting akan menolak untuk menghadiri acara-acara perusahaan yang tidak berhubungan dengan pekerjaannya. Mereka juga tidak memiliki gairah untuk melakukan inovasi dan pembaruan dalam pekerjannya.

 

3. Tidak Menjalin Hubungan Pertemanan

Orang yang menjalankan quiet quitting hanya melihat kantor sebagai tempat bekerja dan mencari nafkah. Oleh sebabnya, mereka akan membatasi diri untuk bergaul lebih dekat dengan rekan kerja. Hubungan yang dibangun hanya sebatas hubungan profesional antar sesama rekan kerja. Mereka tidak akan melibatkan diri dalam pembahasan mengenai hal-hal pribadi dengan rekan kerja.

 

4. Kurangnya Inisiatif

Pernahkah kamu mendapati seseorang yang dulunya dikenal sebagai karyawan antusias dan inisiatif tiba-tiba memilih diam saat diskusi dan meeting? Bisa saja ini merupakan tanda bahwa ia sedang melakukan quiet quitting. Hal ini karena quiet quitting bisa terjadi secara tiba-tiba maupun secara berkala.  

 

5. Tidak Berambisi Pada Jenjang Karier dan Promosi Jabatan

Bagi mereka yang menjalankan quiet quitting, kesehatan mental adalah yang utama. Jenjang karier dan promosi jabatan tidak lagi menjadi prioritas. Selain itu mereka meyakini, jabatan baru hanya akan mendatangkan tanggung jawab yang baru pula.

 

Referensi:

Suara.com

Liputan6.com

Kompas.com

berita lainnya

Di bulan Februari ini kita juga perlu aware terhadap kesehatan jantung yang menjadi organ vital kita.... Selengkapnya >
Di 2024 ini ada wacana dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk mengubah Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan tenor jangka waktu hingga 35 tahun.... Selengkapnya >
Data dari Bareskrim Polri sepanjang Januari-Februari 2023 mengatakan bahwa ada lebih dari 6000 kasus pelaporan penipuan bermodus love scam yang terjadi di Indonesia.... Selengkapnya >