25 October 2025
Momentum Prima Executive Gathering 2025 menjadi refleksi penting bagi pelaku industri sistem pembayaran nasional untuk memperkuat ketahanan digital dan menyiapkan langkah menuju pertumbuhan berkelanjutan. Dengan mengusung tema “Beyond Resilience: Accelerating Impacts – Progressive Growth”, acara ini dibuka oleh Filianingsih Hendarta, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) yang menegaskan peran sinergi antara regulator dan industri dalam menjaga stabilitas serta mendorong inovasi di tengah dinamika ekonomi digital.
Transformasi digital Indonesia mencapai kemajuan signifikan sejak diterbitkannya Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025. Melalui inisiatif strategis seperti QRIS, BI-FAST, SNAP, dan elektronifikasi transaksi pemerintah, sistem pembayaran nasional kini lebih efisien, inklusif, dan mudah diakses oleh seluruh lapisan masyarakat.
Hingga Agustus 2025, BI-FAST telah mencatat 9,18 miliar transaksi dengan nilai mencapai Rp24 kuadriliun, sementara QRIS telah digunakan oleh 57,64 juta pengguna dan 40,53 juta merchant, sebagian besar merupakan UMKM. Rasio inklusi keuangan nasional pun meningkat menjadi 75,02% (Survei Susenas 2024).
Selain itu, QRIS kini telah terkoneksi lintas negara dengan Malaysia, Thailand, Singapura, dan Jepang, serta dalam proses perluasan ke Tiongkok dan Korea Selatan, memperkuat peran Indonesia dalam integrasi pembayaran regional.
Di balik pesatnya perkembangan digitalisasi, muncul tantangan serius berupa peningkatan risiko fraud dan kejahatan siber. Menurut data IMF dan FBI, kerugian global akibat kejahatan siber diperkirakan melonjak dari USD 8,44 triliun (2022) menjadi USD 23,84 triliun (2027).
Ancaman ini kian kompleks mulai dari middleware attack hingga AI-driven phishing dan menuntut penguatan kolaborasi lintas pihak. Upaya mitigasi dilakukan melalui:
Sebagai kelanjutan dari kesuksesan BSPI 2025, Bank Indonesia kini mempersiapkan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2030 (BSPI 2030) yang berfokus pada lima pilar utama: Infrastruktur, Struktur, Inovasi, Internasionalisasi, dan Rupiah Digital (4I-RD).
BSPI 2030 diarahkan untuk memperkuat ketahanan siber, memanfaatkan teknologi AI/ML, dan menata struktur industri sistem pembayaran agar seimbang dengan tingkat risiko. Selain itu, Rancangan PBI Industri Sistem Pembayaran yang telah disetujui Dewan Gubernur Bank Indonesia (Juli 2025) tengah diuji secara empiris untuk memastikan kebijakan yang benar-benar dapat diterapkan dan dijalankan.
Langkah-langkah ini juga diiringi dengan upaya memperkuat perlindungan data pribadi, literasi digital, dan kepercayaan publik melalui kolaborasi lintas otoritas dan industri.
BSPI 2030 diyakini akan menjadi fondasi kokoh pertumbuhan ekonomi digital Indonesia yang inklusif dan berdaya saing. Sistem pembayaran yang efisien dan aman akan menopang stabilitas moneter sekaligus memperluas partisipasi ekonomi masyarakat.
Sebagai mitra strategis Bank Indonesia, PT Rintis Sejahtera melalui Jaringan PRIMA memiliki peran penting dalam memperkuat ekosistem sistem pembayaran nasional menjadi penggerak utama dalam membangun konektivitas, inovasi, dan ketahanan digital menuju masa depan yang progresif.
“Beyond resilience bukan hanya tentang bertahan dari tantangan, tetapi tentang melampauinya menuju masa depan digital Indonesia yang inklusif, aman, dan berdaya saing,” ucap Filianingsih Hendarta, Deputi Gubernur Bank Indonesia.