27 February 2023
Kawan PRIMA, “lebih baik ketinggalan dompet daripada ketinggalan smartphone”, tampaknya bukan lagi sebatas tagline semata. Kini semakin banyak orang yang mulai merasakan dampak nyata dari digitalisasi dan menghabiskan banyak waktu dengan berselancar internet. Hal itu terjadi karena selain semua transaksi finansial sudah dapat dilakukan melalui smartphone, kebutuhan terhadap informasi terkini juga bisa dengan mudah diperoleh dari media sosial. Namun sayangnya, kemudahan dan kecanggihan yang ditawarkan, kerap kali membuat orang-orang terlalu asyik dan lupa diri.
Fenomena FOMO dan Penyebabnya
Belakangan ini muncul sebuah fenomena dalam ilmu psikologi bernama FOMO (Fear of Missing Out), yaitu perasaan takut akan “tertinggal” jika tidak mengikuti aktivitas orang lain di dunia maya. Mereka yang menderita FOMO akan selalu merasa cemas dan takut kehilangan berita atau momen dari suatu tren. Itu sebabnya pengidap FOMO akan mengecek dan mencari tahu apa yang sedang terjadi di media sosial secara terus menerus. Media sosial memang kerap dimanfaatkan untuk menunjukkan eksistensi, kemampuan, atau gaya hidup seseorang. Banyak orang yang berlomba menunjukkan kehidupan yang sempurna di media sosial, meskipun sebetulnya kenyataannya tidak demikian. Hal inilah yang kemudian membuat pengidap FOMO sering iri dan merasa tidak lebih beruntung dibanding kehidupan orang lain di dunia maya.
Perasaan tersebut juga bisa timbul pada pengidap FOMO jika mereka tidak diundang dalam sebuah pertemuan maupun jamuan sosial. Misalnya, mereka yang memiliki FOMO akan merasa gelisah dan terkucilkan saat tidak diundang ke sebuah pesta pernikahan. Terlebih setelah mengetahui bahwa orang-orang yang dikenalnya justru diundang dan bersenang-senang. Mereka cenderung khawatir tidak mendapatkan informasi atau gosip yang sedang beredar.
Dampak Negatif FOMO Bagi Kesehatan Mental
Meski terkesan sepele, namun FOMO harus dihindari karena bisa memberikan pengaruh buruk yang serius bagi kesehatan mental seseorang, seperti:
1.Ketergantungan pada smartphone
Apa jadinya bila kamu harus bergantung pada smartphone? Sedikit-sedikit harus scroll konten di timeline media sosial. Pekerjaan utama bisa jadi terbengkalai. Pengidap FOMO biasanya sulit menghindari dan mengabaikan dorongan untuk selalu terhubung dengan akun media sosial mereka. Kondisi tersebut bisa membuat produktivitas seseorang menjadi menurun di tempat bekerja
2.Memunculkan perilaku tidak sehat
Dampak FOMO bisa menyerang segala usia, tidak hanya terbatas pada anak muda saja. FOMO sangat berpotensi menyebabkan seseorang menjadi tidak fokus. Bisa dibayangkan jika perasaan FOMO tersebut muncul saat seseorang sedang berkendara. Tentu itu bisa membahayakan nyawa, tidak hanya bagi diri sendiri tapi juga orang lain.
Selain itu, penelitian yang dilakukan di Carlton and McGill University menemukan bahwa orang-orang yang memiliki FOMO mengalami gangguan tidur dan mudah lelah. Hal ini berkaitan dengan emosi negatif dan stres. Jika terus dibiarkan, kebiasaan tersebut juga bisa menyebabkan seseorang kehilangan nafsu makan dan sering merasa mual.
3.Mudah merasa frustasi
Konten-konten di media sosial seperti pencapaian karier, kekayaan, serta hubungan asmara bisa membuat pengidap FOMO merasa frustasi dan tidak puas dengan kehidupannya sendiri. Ketika sudah frustasi, seseorang biasanya akan mengalami demotivasi. Padahal pemikiran yang harusnya tanamkan untuk mencegah FOMO adalah bahwa tidak semua hal yang terlihat membahagiakan di media sosial itu benar 100 persen. Pasti ada cerita sedih dan pilu dibalik prosesnya. Jika kamu mengetahui cerita sebenarnya, bisa jadi kamu justru mengeluarkan respon yang biasa saja.
Referensi:
https://www.idntimes.com/life/inspiration/uswatun-niswi/dampak-buruk-fomo-c1c2?page=all
https://www.alodokter.com/mengenal-fomo-dan-dampak-negatifnya
Idntimes.com
Kompas.com
Alodokter.com
Fimela.com