7 May 2025
Kawan PRIMA, awalnya cuma iseng. Niatnya cuma ingin mengisi waktu luang, coba-coba keberuntungan. Tapi, siapa sangka, dari iseng bisa jadi kebiasaan. Dan dari kebiasaan, bisa berubah jadi kecanduan. Judi online saat ini jadi salah satu ancaman nyata, khususnya buat anak muda. Yuk, kita bedah satu per satu dampaknya biar makin waspada.
1. Mudah diakses, sulit dihindari
Sekarang, berjudi semudah membuka ponsel, klik link, transfer saldo langsung bermain. Platform perjudian tersebar di mana-mana mulai dari situs web, aplikasi tersembunyi, hingga tautan di media sosial sehingga dampaknya pun meluas: anak di bawah umur dapat mengakses dengan mudah, orang yang sebelumnya tidak tertarik jadi penasaran, dan aktivitas ini sulit dideteksi maupun dikendalikan karena sifatnya yang tersembunyi.
2. Didesain seolah game, padahal merugikan
Slot online, spin berhadiah, dan taruhan bola digital kini dibungkus layaknya game biasa dengan tampilan warna-warni, animasi, serta efek suara yang membuat otak merasa sedang bermain, bukan berjudi. Akibatnya, otak mengalami dilema antara hiburan dan risiko keuangan, produksi hormon dopamin meningkat secara berlebihan hingga memicu kecanduan, dan kontrol diri menurun karena muncul ilusi bahwa aktivitas ini masih aman.
3. Cuan instan yang bikin terjebak
Banyak yang tergiur dengan anggapan “modal receh bisa jadi duit gede”, padahal kenyataannya lebih banyak yang rugi daripada untung. Namun karena sering muncul momen ‘hampir menang’, orang jadi makin semangat untuk top-up lagi dan lagi. Dampaknya, uang pun habis perlahan tapi pasti, gaji bulanan tak lagi cukup hingga terpaksa berutang, dan aktivitas berjudi mulai dilakukan di jam kerja, jam kuliah, bahkan saat ibadah.
4. Merusak hubungan dan reputasi
Kecanduan judi bukan cuma soal kehilangan uang, tapi juga kehilangan kepercayaan dari pasangan, orang tua, teman, bahkan atasan ketika mereka mengetahui kita terjerat judi online. Dampaknya, hubungan pribadi menjadi renggang, karir terancam karena performa kerja menurun, dan menyebabkan rasa stres.
5. Jeratan utang dan risiko hukum
Ketika dana pribadi habis, banyak orang mulai meminjam ke teman, lalu beralih ke pinjaman online ilegal, yang ujungnya berakhir dengan dikejar-kejar tagihan dan ancaman. Dampaknya, mereka masuk ke dalam lingkaran utang online yang tak berujung, berisiko terjerat kasus hukum seperti pinjol atau penggelapan, dan mengalami gangguan kesehatan mental hingga depresi berat.
6. Minim pengawasan, minim edukasi
Sayangnya, masih banyak yang menganggap perjudian online sebagai hal sepele, padahal risikonya sangat besar. Anak muda membutuhkan edukasi, bukan sekadar larangan, sebab jika hanya dilarang tanpa pemahaman akan bahayanya, mereka justru bisa mencari celah lain untuk tetap mencoba. Dampaknya, remaja bisa kecanduan sejak dini, masyarakat menjadi permisif terhadap praktik ilegal, dan generasi muda kehilangan masa depannya.