Apa Itu Deepfake? Kenali Bahaya dan Cara Mendeteksinya

5 September 2025

  • Share

Di era digital saat ini, perkembangan teknologi menghadirkan inovasi yang luar biasa, namun sekaligus membawa risiko baru. Salah satunya adalah fenomena deepfake, yaitu manipulasi gambar, suara, atau video menggunakan kecerdasan buatan (AI) sehingga tampak nyata meskipun sebenarnya palsu. Istilah deepfake berasal dari gabungan kata “deep learning” dan “fake”. Teknologi ini memanfaatkan algoritma pembelajaran mendalam untuk mengganti wajah atau suara seseorang secara meyakinkan.

Mengapa Deepfake Berbahaya?

Deepfake dapat berbahaya jika disalahgunakan. Video deepfake dapat digunakan untuk melakukan penipuan finansial. Misalnya, muncul video palsu seorang eksekutif perusahaan yang seolah-olah meminta transfer dana dalam jumlah besar. Padahal, video itu sepenuhnya manipulasi. Dalam kasus lain, suara deepfake bisa digunakan untuk menipu karyawan agar mengikuti instruksi pembayaran yang tidak sah. Situasi seperti ini dapat menimbulkan kerugian finansial yang signifikan dan merusak kepercayaan dalam dunia bisnis.

Tak hanya itu, deepfake juga sering dimanfaatkan untuk membuat konten eksploitasi non-konsensual. Korban bisa mengalami kerugian psikologis maupun sosial yang besar akibat penyebaran konten palsu yang menyerupai dirinya. Dalam konteks bisnis, reputasi perusahaan bisa rusak hanya karena beredarnya video manipulatif yang tampak kredibel.

Tanda-Tanda Deepfake

Mendeteksi deepfake memang tidak mudah, tetapi ada beberapa ciri yang bisa diperhatikan:

  1. Ketidaksesuaian wajah dan ekspresi
    Gerakan bibir tidak sinkron dengan suara, atau ekspresi wajah terasa kaku dan tidak alami.
  2. Detail visual yang janggal
    Terkadang bayangan, pencahayaan, atau kedipan mata terlihat aneh dan tidak konsisten.
  3. Suara yang terdengar sintetis
    Meski mirip, suara hasil deepfake kadang terdengar datar, tanpa intonasi natural.
  4. Kualitas video
    Banyak deepfake dibuat dalam resolusi rendah untuk menyamarkan cacat visual. Jika diperbesar, bisa terlihat perbedaan tekstur pada wajah dibanding latar.

Cara Melindungi Diri dari Deepfake

Penting bagi masyarakat untuk lebih kritis dalam mengonsumsi konten digital. Berikut beberapa langkah untuk mengantisipasi:

  • Verifikasi sumber: Selalu cek dari mana video berasal. 
  • Gunakan alat deteksi: Kini sudah ada perangkat lunak yang dirancang untuk mendeteksi manipulasi digital.
  • Tingkatkan literasi digital: Edukasi diri sendiri dan orang sekitar tentang bahaya deepfake agar lebih waspada.
  • Laporkan konten mencurigakan: Jika menemukan video yang terindikasi palsu, segera laporkan ke platform terkait agar dapat ditindaklanjuti.

Deepfake adalah bukti nyata bahwa teknologi juga bisa menimbulkan ancaman serius bila disalahgunakan. Oleh karena itu, kewaspadaan dan literasi digital sangat penting. Masyarakat perlu lebih teliti, tidak mudah percaya, serta memanfaatkan teknologi deteksi yang tersedia. Dengan begitu, kita bisa melindungi diri sekaligus menjaga ekosistem digital tetap sehat dan aman.

berita lainnya

Kawan PRIMA, setiap tanggal 4 September, masyarakat Indonesia memperingati Hari Pelanggan Nasional. Momen ini bukan sekadar seremonial, tetapi menjadi pengingat betapa pentingnya pelanggan dalam ekosistem bisnis dan perekonomian nasional. Tanpa pelanggan, perusahaan apa pun tidak akan bisa tumbuh dan bertahan. Karena itulah, Hari Pelanggan Nasional hadir sebagai kesempatan emas untuk memberikan apresiasi kepada pelanggan setia yang selalu mendukung keberlangsungan usaha.... Selengkapnya >
E-wallet hadir sebagai solusi gaya hidup modern. Tidak perlu lagi repot membawa uang tunai atau mencari ATM, cukup isi saldo e-wallet dan semua kebutuhan pembayaran bisa selesai dalam hitungan detik. Dengan top up saldo yang mudah, GoPay menjadi pilihan favorit banyak orang karena sudah terintegrasi dengan berbagai layanan, baik dari ekosistem Gojek maupun merchant offline dan online.... Selengkapnya >
Mulai 17 Agustus 2025, QRIS sebagai sistem pembayaran berbasis QR di Indonesia sudah terhubung di Negeri Sakura. Kerja sama ini membuat wisatawan Indonesia bisa bertransaksi tanpa perlu menukar Rupiah ke Yen terlebih dahulu. ... Selengkapnya >